Ganti Edjaan Lama

balik ke Edjaan Lama

Sunday, November 14, 2004

SEBUAH EPISODE EID UL-FITR

Dini hari sebelum berangkat ke tempat kerja, sepotong dialog di sebuah rumah sederhana di Balikpapan,

Bapak: "Ayo nak kumpul dulu, bapak mo ngasih ini"
(sembari membagikan duit ke anak-anaknya)
Anak: "Kenapa sih mesti begini Pak? Bapak gak usah bagi duit juga kita senang. Bapak mo pergi lagi ya?"
Bapak: (terdiam sesaat tanpa mampu berkata-kata)
Anak: "Kapan kita bisa kumpul di hari raya Pak? Bukan uang yang kita mau, tapi bapak ada disini bersama kami"
Bapak: (masih diam dengan mata yang berkaca-kaca)

(Hening memaku)

Bapak:"Ya sudah, ambil saja dulu ini, bapak sudah mo ketinggalan pesawat" (dengan suara serak menahan tangis)"Hati-hati ya di rumah"

Masih dengan mata yang basah bapak itu menuturkan kisahnya tadi saat saya duduk bersebelahan dengannya dalam pesawat carteran yang membawa kami mengangkasa melintasi Balikpapan-Tarakan.
"Ini Idul Fitri kesekian kalinya saya tak dirumah, kalau dulu kakaknya masih ada buat menemani dia, tapi sekarang kakaknya sudah kuliah di Jawa"

Satu keluhan klasik kuli minyak di rig lepas pantai.
Tapi tiap kali mendengarnya tetap saja ada yang berat menghimpit di dada
Kali ini pun saya hanya bisa menelan ludah.
Mencoba membasahi kerongkongan yang mendadak terasa seret.
Ikut tercenung dengan mata yang perlahan mulai ikut basah.

-------------------------------------------------------------

Buat yang ada di darat dan bisa berkumpul dengan sanak keluarga
Juga buat yang mesti berada nun di sana jauh dari rumah karena suatu sebab,
Dihari yang fitri ini
saya hanya bisa mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqabalallahu minna wa minkum


Semoga kita semua masih diberi kesempatan bertemu Ramadhan berikutnya

No comments: