Ganti Edjaan Lama

balik ke Edjaan Lama

Thursday, May 27, 2004

Sesama Kerabat

Si Anto adalah anak SD kelas satu. Dia punya teman satu sekolah namanya Clara. Karena Clara cantik dan manis, Anto jatuh hati pada Clara. Clara pun juga ternyata suka sama Anto.
Suatu hari, karena nggak tahan lagi, si Anto ngomong ke Clara,
"Clara, aku suka sama kamu. Sayang kita masih kecil.....nanti kalo kita sudah dewasa, kita menikah ya...?!"
Dengan wajah yang merona, Clara menjawab, "Anto, bukannya aku menolak . . . aku sih mau aja . . . Tapi dalam keluarga kami, ada tradisi bahwa kami hanya boleh menikah sesama kerabat saja. Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......padahal kan kamu bukan kerabat aku Anto."
Mendengar jawaban Clara, seketika Anto patah hati....

Monday, May 24, 2004

Sekolah? . . . . Enggak? . . . . Sekolah? . . . . Enggak ??????

Gimana ya?

Tangis Nirmala Tangis Kita

Nirmala Bonat
Nirmala Bonat memang bukan Lisa Bonet!
Kulit boleh sama item tapi nasib jelas jauh berbeda.
Kalo Lisa Bonet cukup berakting di depan kamera untuk meraup lembar demi lembar American dollar bill ke rekeningnya, Nirmala harus pergi meninggalkan kampung halamannya nun jauh di Tuapukas, Kecamatan Kualin, Timor Tengah Utara, NTT untuk jadi pembantu dinegeri orang. Itupun hanya untuk memperoleh penghasilan kurang dari 100 dollar sebulan.

Ketika berangkat ke negeri jiran, kurang lebih setahun lalu, pastilah tak terbetik sama sekali dibenak gadis lugu 19 tahun, putri semata wayang pasangan Daniel Bonat dan Marta Toni ini, akan kelamnya garis nasib yang menantinya di sana.

Semuanya bermula dari kesalahan kecilnya memecahkan mug yang lantas berujung pada pemukulan dengan gantungan baju oleh majikan wanitanya. Sejak itu hari-harinya diisi dengan tamparan, pukulan, bahkan siraman air panas.

"Satu hari ia marah besar saat saya menyetrika. Ia mengatakan cara strika saya tidak benar dan ia menampar saya," ujar Nirmala. "Ia mengambil strika dan menempelnya di dada saya,".

Sulit dipercaya tapi nyata. Bahwa dijaman seperti sekarang ini ada yang sanggup berbuat begitu! Sungguh diluar rasa perikemanusiaan! Bahkan tawanan Irakpun tidak sampai mengalami nasib seburuk itu.

Begitu rendahkah nilai TKI di mata mereka?
Ini bukan masalah Nirmala semata, seorang pejabat KBRI di Singapore membuka data mengejutkan betapa dalam tiga tahun terakhir 100 TKI meregang nyawa akibat jatuh dari gedung tinggi disana. Bahkan berita televisi sore ini mengabarkan nasib Sri, TKI kita di Arab Saudi yang pulang dalam keadaan koma akibat pukulan di kepala!

Tangis Nirmala, Tangis Sri dan tangis para TKI lainnya adalah tangis kita. Sampai kapan kita akan terus menutup mata? berpura-pura tuli sambil menikmati hasil keringat mereka? Bukankah negara kita ini dibangun dengan dana yang sebagian berasal dari hasil sabung nyawa mereka?

Monday, May 03, 2004

KILL BILL



Ada-ada saja kerjaan orang iseng, tapi salut untuk kreatifitasnya!
Cuman saya jadi mikir kalo ulah seperti ini juga di bikin disini, ngisengin foto mantan ibu negara apa gak bakal diserbu polisi dia?

WHY WORRY ?

Baby I see this world has made you sad
Some people can be bad
The things they do, the things they say
But baby I'll wipe away those bitter tears
I'll chase away those restless fears
That turn your blue skies into grey
Why worry, there should be laughter after the pain
There should be sunshine after rain
These things have always been the same
So why worry now
Baby when I get down I turn to you
And you make sense of what I do
I know it isn't hard to say
But baby just when this world seems mean and cold
Our love comes shining red and gold
And all the rest is by the way
Why worry, there should be laughter after pain
There should be sunshine after rain
These things have always been the same
So why worry now?

(taken from Dire Straits's Why Worry-Brothers in Arm album, 1985)