Ganti Edjaan Lama

balik ke Edjaan Lama

Monday, March 21, 2005

TENTANG ONANI & SIDANG YANG TERHORMAT

Onani......
Orang dulu menyebutnya meracap, istilah yang lebih canggihnya: masturbasi.
Dari bahasa Inggris Masturbation tentunya.
Jamannya saya sekolah dulu teman teman malah memakai istilah yang lebih aneh lagi; lima kosong satu.
Tapi apapun sebutannya, artinya adalah menggunakan tangan untuk memperoleh kepuasan genital sesaat ataupun bersaat-saat kalau onaninya diulang-ulang.
Jadi intinya adalah masalah kepuasan seks.

Namun bukan karena perkara puas atawa tidak puas semacam itu sehingga Angelina Sondakh , Indria Octavia Muaja, Mirian Sofyan Arif, dan Anita Jacobah - keempatnya adalah anggota dewan perwakilan rakyat - lantas mengadukan Permadi ke komisi etik DPR dan menuntut permintaan maaf dari sang paranormal.

Yang bikin keempatnya meradang adalah Permadi tanpa sungkan menggunakannya di dalam sidang paripurna dewan yang - konon - terhormat itu.
" Sebab, kata tersebut dianggap tidak etis dan asusila," tulis mereka dalam siaran pers yang diedarkan di DPR/MPR hari Jumat kemarin.

Sampai kini belum ada tanggapan dari Permadi soal tuntutan ini. Mungkinkah setelah memakai istilahnya kini Permadi lagi asyik masyuk mencobanya? Atawa malah sedang sibuk latihan perang karena kemaren dengan penuh nafsu dan tanpa otak dia meminta negara kita untuk segera menyerang Malaysia karena kisruh Ambalat?

Jawabannya - seperti kata Ebiet - mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang. Kalau ini goyangannya pasti karena ditiup angin bukan karena onani.

Wednesday, March 09, 2005

Bekal Ke Ruang Angkasa

Image hosted by TinyPic.comMari kita berandai-andai.....
Sekiranya tuan mendapat kesempatan ikut program luar angkasa, kira-kira bekal apa yang akan tuan bawa serta?

Masih bingung mikirin jawabannya?
Kalau iya, mungkin tuan bisa meniru kita orang punya saudara-saudara dari Malaysia.
Dalam space project, kerja sama antara Malaysia dengan Russia jang dijadwalkan di Oktober 2007 nanti, mereka sudah pula berencana membawa roti cane, sambal belacan dan teh tarik. Untuk pakaiannya pun tak kalah unik: batik!

Ini bukan melucukan! Ini perkara serius!
Kalau tuan tiada percaya, tuan boleh baca khabar lengkapnya di sini

Monday, March 07, 2005

PEMBANTU*

Pembantu!
Kira kira apa yang pertama kali terbetik dibenak anda sewaktu kata ini disebut?
Sedih karena ketidakberdayaan mereka?
Jengkel karena ada segelintir dari mereka yang 'belagu'?
Seperti pengakuan seorang penyiar wanita disebuah radio untuk perempuan di Jakarta, 'mereka gak boleh dikasih hati deh, pasti ujung-ujungnya jadi belagu!!'
Seperti itu kah????

Tetapi bagaimanapun - buat saya - selalu saja ada rasa miris setiap kali mendengar cerita kehidupan mereka. Getirnya hidup mereka. Jalan gelap berliku tanpa ujung yang harus mereka tempuh. Pahit sungguh. Apalagi kalau itu diukur dari standar hidup 'kita'.

Coba bayangkan, hanya untuk memperoleh 200-400 ribu rupiah perbulan, mereka harus membanting tulang bahkan sejak kita masih lelap bermimpi. Pun sampai ketika kita sudah jatuh pulas tertidur, mereka masih saja bekerja.
Apalagi kalau keluarga tempat mereka berbakti punya anak kecil! Ketika si kecil menangis dimalam hari, ada kalanya dalam rehat tidur yang hanya sebentar itu mereka yang masih harus ikut bangun menyiapkan sebotol susu. Begitu terus tanpa henti. Dari Senin sampai Senin lagi. Tanpa kejelasan kapan roda nasib mereka bergulir.

Bandingkan dengan 'kita'.
Sehari paling banter kita bekerja 8 jam, sebagian mungkin bekerja 12 jam sehari.
Tapi di Sabtu dan Minggu kita bebas. Setiap tahun kita berhak cuti. Dengan gaji tetap dibayar pastinya!. Ketika hari raya tiba, ada THR yang menanti. Ada tunjangan kesehatan, pesangon atau dana pensiun. Ada standar gaji minimal. Dan masih banyak kemudahan lain. Bahkan untuk para buruh sekalipun.

Tapi entah kenapa, sampai sekarang belum pernah ada yang namanya batas upah minimum pembantu. Belum pernah ada kabar pembantu yang pensiun. Belum pernah ada aturan yang mengharuskan pembantu bekerja 40 jam seminggu atawa 8 jam sehari dengan konsekwensi bahwa setiap kelebihan jam akan dihitung sebagai over time!
Belum pernah ada!

Padahal jumlah mereka yang terpaksa melakoni profesi ini tak terbilang banyaknya. Dan andai saja dibikin partai, akan ada banyak pembantu yang duduk jadi anggota dewan yang terhormat.

Pernahkah dalam waktu sesaat saja sempat terbersit dibenak kita memikirkan tentang nasib mereka. Menyadari bahwa sebagian dari keberhasilan kita adalah karena andil mereka.

Hari ini, menggoreskan tentang mereka disini, ditempat yang mungkin bahkan takkan dibaca orang. Ada rasa bersalah yang timbul. Bahwa saya sendiripun tak banyak berbuat untuk mereka. Padahal jasa mereka sungguh tak terhitung.

Untuk Wiwin, pembantu saya dirumah:
Maaf Wiwin, hanya ini yang bisa saya berikan.
Ucapan terima kasih, upah tak seberapa dan sepotong doa semoga kelak anak cucumu tak lagi menjalani garis hidup seperti kamu.
You are the wind beneath our wings**

* ditulis setelah membaca berita ini
** dari lirik lagu Wind Beneath My Wings

Sunday, March 06, 2005

FAREWELL (AGAIN???) TO WAJANG WINDOE

Dalam tempo tiga bulan, sekali lagi saya mesti mengucapkan selamat tinggal buat tempat kerja saya.

Kali ini giliran Magma Nusantara Limited (MNL) yang akan saya tinggal.

Kontrak pendek saya sebenarnya baru akan berakhir di 30 April nanti, tapi pihak offshore Singapore sudah meminta saya untuk segera kesana paling lambat di minggu pertama April. Apa boleh buat, dengan berat hati, pemandangan hamparan kebun teh hijau nan luas terpaksa ditinggal.

Takkan ada lagi tea walking dini hari berbasah-basah dalam baluran embun saat perjalanan dari village ke power plant, takkkan ada lagi bulutangkis dua kali seminggu atau pertandingan futsal penuh canda, takkan ada lagi kabut putih muram yang menggelayut di bibir jendela rumah kayu nan eksotis. Atau malah cerita-cerita seram tentang penampakan seorang wanita cantik di beberapa housing di village.
I will miss them all.

Sekadar sebagai kenang-kenangan, ini sebagian dari beautiful scenery di sana:

Klik oentoek memperbesar Klik oentoek memperbesar
Klik oentoek memperbesar Klik oentoek memperbesar
Klik oentoek memperbesar Klik oentoek memperbesar